Minggu, 26 Oktober 2014

Fanfic Fairy Tail

Fairy Tail by Jojo
Pairs : Gray X Erza
Rate : T +
Genre : Romance, Poetry (?) :v , Tragedy

====♥ FOREVER ♥===

Dua hati memadu kasih
Terhambat batas pernyataan cinta
Gaung kesedihan merasuk ke dalam sukma
Tersesat di kegelapan hidup
Diseret oleh kegelapan hati
Dan akhirnya menangis

"GRAAY!" Teriak seorang wanita. Tubuhnya terkoyak dan bersimbah darah. Diselimuti darah, tidak berbentuk lagi. Tak kuasa menahan luka deritanya. "Pergilah, biar aku yang menghadapinya!"
"Kau bercanda! Dengan luka robek di seluruh tubuhmu itu? Tidak akan kubiarkan!" balas seorang lelaki yang tak kalah parah lukanya. "Kau bisa mati, Erza!"
"Kumohon, Gray. Natsu, Lucy dan Happy sudah berada di genggaman Tuhan sekarang," ucap Erza, tak kuasa membendung airmata yang telah tertahan di pelupuk matanya. "Aku tidak ingin kehilangan dirimu!"
Dan airmata membasahi wajahnya.

Inilah tatkala takdir menutup gerbang
Antara dunia dan akhirat
Menjulurkan tangan, meraih seseorang
Namun bertekuk lutut melihat sang pencabut nyawa
Bersimpuh akan kematian
Kilauan air menghiasi mata
Dan akhirnya menangis.

"Gray, jika salah satu diantara kita haruslah mati, maka biarkanlah aku menebus dosaku!" teriak Erza, berusaha memanggil Gray yang tampak akan menghadapi naga berkepala 3 itu. "Jika aku mati, kelak kita akan bertemu di akhirat nanti! Kumohon, Gray! Kumohon!"
"Lalu aku ditinggal sendiri disini, ditemani kesunyian? Tidak mau, Erza. Jika kau ingin mati, maka aku akan ikut denganmu!" balas Gray, sambil terus mengeluarkan mantra. "Setelah Natsu menghembuskan nafas terakhirnya, dan denyut nadi Lucy berhenti, sementara tubuh Happy hancur ditimpa batu besar, kini kalau aku kehilanganmu.."
"... aku tidak punya siapapun untuk dicintai!"

Ketika rembulan meredupkan cahayanya
Mengadu pada Tuhan
Suara yang mendesak keluar itu
Membuat sang air mengalir diwajahmu
Berdesir dan berkilau
Kau ikut menangis.

"Aku mencintaimu, Erza. Aku ingin terus bersamamu, sampai mautku memisahkan! Jika kau tidak disini maka cinta kita musnah sudah!" ucap Gray keras.
Gray mendekati wanita yang dicintainya itu, kemudian mengelus wajahnya yang penuh dengan luka. Erza memegang lengan Gray yang masih mengelus wajahnya. Dari matanya yang berwarna onyx, keluarlah cairan bening yang memancarkan aura kesedihan dari dalam dirinya.
"Gray, ketika cinta kita tidak berlandaskan ketulusan kedua hati penggunanya, maka kelak di akhirat nanti keduanya akan bermusuhan." ujar Erza, menahan darah yang mengalir di lengannya. Gray melepaskan tangannya.
"Apa maksudmu? Bukankah kita saling mencintai?" tanya Gray heran.
"Jika keduanya mati karena keduanya membuat keputusan yang saling bertolak belakang, maka di akhirat nanti keduanya akan bermusuhan!" jawab Erza, mengusap airmatanya.
Dan airmata mereka mengalir deras.

Ketika sang surya berpaling darimu
Menghapus segala dosamu
Membasuh hatimu dengan embun
Dan membelai ubun-ubunmu.
Maka kembangkanlah sayap-sayapmu
Ubahlah mereka menjadi sebuah mimpi
Dan tersenyumlah.

"Kita akan segera mengakhiri ini, Erza. Aku berjanji." ucap Gray yakin.
"Ki-kita?" ulang Erza. Gray mengangguk, membelai kepala Erza. "Kenapa kau tidak memilih untuk hidup di dunia bersama teman-teman yang lain, Gray?"
"Karena aku akan menepati janjiku, Erza. 'Aku akan terus bersamamu sampai maut memisahkan.' Jadi kita akan menanggung semuanya." ujar Gray tulus, mengulurkan tangannya.
Kau pun tersenyum.

Tangan tangan kecil yang melukis takdir
Saling menggenggam memusnahkan kegelapan
Hidup dan mati terjepit diantara genggaman itu
Mendesak keluar menusuk raga
Namun kekuatan cinta abadi
Mengalahkan semuanya

"Ice make : Prison!" teriak Gray, mengucapkan mantra. Erza mencoba mengganti kostumnya dengan kostum lain. "Erza! Genggam tanganku, lakukanlah tarian peri!" perintah Gray.
"Tarian peri? Apa kau serius, Gray? Sihir itu sihir terlarang!" seru Erza, mencengkram lengan orang yang sangat dicintainya.
"Ini sudah takdir, Erza. Takdir kita menyelamatkan dunia ini!"
Erza menggenggam tangan Gray erat. Sebetulnya sihir tarian peri merenggut dua nyawa penggunanya. Namun ini untuk dunia, untuk menguji ketulusan cinta mereka.
"Ice make : Fairy!" teriak Gray. Tangan kanannya mengeluarkan mantra dan tangan kirinya menggengam tangan Erza. "Erza, tongkatmu!"
Erza mengeluarkan cahaya ungu dari tongkatnya, kemudian kedua cahaya—milik Gray warna biru muda—bersatu dan berubah menjadi warna lavender.
Patung es buatan Gray bergerak, berputar putar layaknya menari dengan anggunnya. Seperti kilat ia mencincang sang naga. Seperti pisau ia memotong komponen-komponen sang naga. Menghapus kenyataan antara monster dan penyihir. Sihir yang terlalu kuat. Sihir yang menggilas bagian bagian dalam tubuh manusia. Sihir yang menyakitkan. Membawa kematian bagi kedua penggunanya.

Jiwa penuh dosa hitam
Jiwa yang penuh kotoran
Merintih dan menangis
Meraung raung kesakitan
Kini memancarkan cahaya cinta
Mulia dan suci.

Kecepatannya yang bagaikan cahaya itu membuat Erza meringis kesakitan. Erza telah menggunakan 3/4 kekuatannya.
"Bertahanlah, Erza. Aku disini bersamamu. Percayakan semuanya padaku. Jika kau masih bersalah di akhirat nanti, maka aku yang akan menanggungnya. Kita akan menyusul Natsu dan Lucy di surga." ucap Gray pasti.
Erza mengangguk lemah. "Rasanya sakit sekali. Kumohon, Gray. Biarkanlah diriku saja yang mati. Aku tidak sanggup me—"
Sebuah ciuman mendarat dengan lembut di bibir Erza yang penuh luka. Badan Erza terasa hangat, dan tarian peri pun berlangsung cepat menghabisi si kepala 3.
"Aku mencintaimu, Erza."
"Aku.. Juga.."
Namun Erza dan Gray merasakan jantung mereka terkoyak. Paru-paru mereka robek. Ginjal mereka tidak berbentuk lagi.
Dalam sekejap, mereka telah dijemput oleh sang pencabut nyawa.
Tarian peri pun berakhir dengan indah. Cahaya yang berwarna lavender itu berubah menjadi butiran salju putih dan bersinar.
Erza dan Gray tergeletak tidak bernyawa. Namun keduanya mengukir senyum di wajah masing masing. Dengan tangan bergenggaman dan saling melengkapi,
dan tidur panjang sepasang kekasih yang setia akan janjinya baru akan dimulai.

Bila matahari mencintai bulan,
Dan bila hitam menyayangi putih,
Biarkanlah aku menjadi pangeranmu
Yang akan membawamu
Menuju dunia dongeng yang indah dan abadi.


- E . N . D-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar